Alur Cerita Rapunzel:
Pada suatu waktu, bertahun-tahun yang lampau, adalah seorang gadis muda yang tinggal di sebuah menara yang tinggi. Nama gadis itu Rapunzel. Dia memiliki rambut yang sangat panjang dan bagus, berwarna pirang keemasan. Beberapa tahun sebelumnya gadis ini terpisah dari kedua orang tuanya karena dia dicuri oleh seorang nenek penyihir.
Dan penyihir itu menempatkan Rapunzel di sebuah menara tinggi yang tidak mempunyai sebuah pintupun, tetapi hanya sebuah jendela.
Setiap hari sang penyihir naik turun ke menara menggunakan rambut panjang Rapunzel. Setiap kali dia akan naik menara, dia akan menengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan bahwa tidak ada orang lain yang melihatnya.
Lalu ia akan memanggil Rapunzel:
"Rapunzel,.. Rapunzel,.. Turunkan rambutmu."
Maka Rapunzel akan menurunkan rambutnya yang tampak berkilauan seperti air terjun. Lalu dengan kekuatan sihirnya, sang penyihir akan menjalin rambut Rapunzel sehingga rambut Rapunzel terjalin dengan cepat.
Lalu penyihir menaiki menara dengan berpegangan pada rambut Rapunzel. Begitulah dilakukan sang penyihir setiap hari.
Tetapi si penyihir merasa iri melihat kecantikan Rapunzel. Setiap hari nenek itu duduk memandangi wajah cantik Rapunzel.
Sampai pada suatu hari, ada seorang pangeran tampan sedang berburu di hutan tanpa sengaja mendengar nyanyian merdu yang berasal dari menara tersebut. Sang pangeran merasa takjub. Dia mencoba mencari tahu dan ingin naik ke atas mencapai menara tersebut tapi dia tidak menemukan pintu atau tangga untuk naik ke sana.
Lalu dia melihat seorang nenek datang mendekat ke kaki menara dan sang pangeran cepat-cepat bersembunyi.
Dia melihat nenek itu menengok ke kanan kiri, lalu mendengar sang nenek berkata:
"Rapunzel,.. Rapunzel,.. Turunkan rambutmu."
Dan sekali lagi, Rapunzel pun menurunkan rambutnya, dan sang penyihir menggunakan kekuatan sihirnya untuk menjalin rambut indah Rapunzel sehingga nenek penyihir itu bisa naik ke atas.
Sang pangeran mengamati gerak-gerik sang nenek dan dia mondar-mandir di tempat persembunyiannya itu dan dia berpikir untuk mencari cara bagaimana bisa naik ke menara. Dan dia tetap bersembunyi sampai sang penyihir turun dari menara dan pergi.
Setelah si nenek pergi, sang pangeran buru-buru mendekati menara dan dia berkata:
"Rapunzel,.. Rapunzel,.. Turunkan rambutmu."
Rapunzel menyangka kalau itu adalah suara sang nenek yang cepat kembali. Maka Rapunzel kembali menurunkan rambutnya. Maka sang pangeran meraih rambut Rapunzel dan dengan bergayutan pada rambut indah itu dia naik ke menara.
Ketika sang pangeran telah sampai di atas, Rapunzel sangat terkejut dan takut karena ternyata yang datang bukan sang nenek, tetapi seorang lelaki tampan. Rapunzel sebelumnya belum pernah bertemu dengan siapapun selain si nenek penyihir. Tapi mendengar tutur kata sang pangeran yang halus dan pembawaannya yang bersahabat membuat rasa takut Rapunzel pun hilang.
Sang pangeran merunduk di hadapan Rapunzel, dan dia mencium tangan gadis itu, dan Rapunzelpun merasa bahagia.
Lalu sang pangeran memperkenalkan dirinya, dan dia menceritakan mengapa dia sampai berani masuk ke menara tersebut. Sang pangeranpun berjanji untuk datang kembali dan dia akan membebaskan Rapunzel dari menara penjara itu. Lalu turunlah sang pangeran dari menara. Dan Rapunzel merasa sangat bahagia.
Pada hari berikutnya, datanglah sang nenek penyihir dari hutan, dan seperti biasa dia naik ke menara menggunakan rambut Rapunzel.
Rapunzel menyangka kalau yang datang adalah sang pangeran, maka dia berkata:
"Sang pangeran, kenapa kau begitu lambat menaiki menara?"
Sang penyihir terkejut mendengar pertanyaan Rapunzel. Dia merasa curiga kalau ada orang lain yang telah naik ke menara, dan dengan curiga dia bertanya kepada Rapunzel, siapa yang telah naik ke menara itu selain sang nenek.
Rapunzel yang tidak dapat berbohong menceritakan bagaimana seorang pangeran tampan telah datang padanya. Maka sang penyihir sangat marah, dan dia mengambil sebuah gunting dan dengan gunting itu dia memotong rambut panjang Rapunzel.
Tentu saja Rapunzel merasa sangat sedih.
Tak lama kemudian datanglah sang pangeran yang berseru padanya :
"Rapunzel,.. Rapunzel,.. turunkan rambutmu."
Mendengar suara itu, sang nenek penyihir mengaitkan ujung potongan rambut Rapunzel, dan ujung lainnya dia jatuhkan ke bawah agar sang pangeran dapat naik ke atas. Dan naiklah sang pangeran ke menara menggunakan potongan rambut Rapunzel.
Namun betapa terkejutnya sang pangeran ketika dia sudah sampai di atas, karena yang dia lihat bukan wajah cantik Rapunzel, melainkan sang nenek penyihir.
Lalu sang penyihir menyerang muka sang pangeran dengan menggunakan kekuatan sihirnya, sehingga sang pangeran jatuh ke bawah menara dan dia menjadi buta. Kemudian sang penyihir membuang Rapunzel ke suatu tempat.
Sementara itu sang pangeran telah pergi meninggalkan menara. Dia berjalan ke sana kemari tak tentu arah, karena matanya yang telah buta. Lalu secara kebetulan dia berjalan mendekati tempat dimana Rapunzel dibuang. Dan merekapun bertemu dan saling berpelukan.
Rapunzel sangat sedih melihat keadaan sang pangeran yang terluka dan buta.
Gadis itupun menangis, dan tetesan air matanya mengenai mata sang pangeran. Lalu terjadilah suatu keajaiban. Karena ketika mata sang pangeran terkena tetesan air mata Rapunzel, mata sang pangeran tiba-tiba bisa melihat. Rupanya kekuatan cinta dan air mata Rapunzel telah menghancurkan kekuatan sihir sang nenek penyihir, sehingga sang pangeran bisa melihat kembali seperti semula.
Mereka sangat bahagia, dan keduanya kembali berpelukan. Sang pangeran mengelus-elus rambut Rapunzel dengan lembut, dan terjadi pula keajaiban. Rambut Rapunzel secara tiba-tiba kembali tumbuh memanjang sangat indah seperti semula.
Mereka berdua segera pergi dari tempat itu, menuju kie istana sang pangeran. Akhirnya mereka berduapun melangsungkan pernikahan yang sangat meriah, dan mereka berdua hidup bahagia selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tanggapan anda di sini...